Jenis dish offset memang selalu bermasalah salah satunya adalah sulit melakukan tracking satelit, ditambah lagi dish jenis ini menggunakan jenis engsel kaku, tidak seperti dish jenis grid yang sangat mudah dikerjakan, anda tingal melumasinya dengan greese saja. Dish Offset disamping memiliki kekurangan sebagaimana tersebut di atas juga memiliki kelemahan mendasar yaitu dapat menampung air hujan apabila sedang hujan. Hal ini tentunya dapat menyebabkan gangguan penerimaan satelit, terutama refleksi sinyal dari lengkunagn dish offset ke LNB akan menjadi terganggu yang menyebabkan pantulan tidak terfokus karena adanya genangan air di permukaan dish.

Beberapa hal yang menyebabkan dish Offset tergenang air hujan :

Salah Penempatan Dudukan Dish, kesalahan menempatkn dudukan dish akan mempengaruhi posisi dish secara keseluruhan, misal Dish offset ini anda tempatkan di area yang tidak datar seperti di atas atap rumah, padahal bisa saja posisi Dish Parabola lebih miring namun dikarenakan ditempatkan di atas kemiringan atap maka, mau tidak mau anda harus menyetel ulang letak LNB ke posisi yang lebih jauh, hal ini membuat banyak pekerjaan menjadi rumit dan dish mempunyai resiko tergenang air hujan karena posisi yang menengadah ke atas.

Salah mengarahkan dish offset ke Satelit yang di terima, Sebagai orang awam kta sering melihat para instalatir Antena Parabola memasang dish antena offset di rumah-rumah pelanggan ke sembarang satelit, terkadang ke timur, ke barat maupun ke selatan, namun setelah dicek ternyata si pelangan sudah enak-enakan nonton sama seperti yang kita tonton dengan satelit siaran yang sama. bingung bukan?.
sebagai orang yang mengerti tracking hal itu biasa saja. Sebagaimana kita ketahui bahwa kemasan Dish Antena Offset sudah memiliki sudut pantul ke LNB yang sama, namun karena Satelit yang digunakan untuk menerima siaran kanal tv adalah tepat di atas kepala anda (biasanya Telkom1, PalapaD, SES7, SES8 dll) maka dengan arah manapun jika posisi pantulan dish bisa diterima LNB azimuth dish tidak terlalu berpengaruh, bahkan dish offset dapat diputar 180 derajat seperti radar dengan satelit yang sama di atasnya.

Dish Parabola offset tergenang air hujan
Dish offset tergenang air hujan
Untuk ukuran kita dengan kemampuan biasa-biasa saja, hal tersebut jangan membuat kita jadi tambah bingung, berikut saya jelaskan rahasianya dan solusi nya.
trik pemasangan Dish Offset parabola : Usahaan anda mengetahui sudut pantul permukaan dish  ke LNB nya, biasanya berkisar 20 derajat, nah jika sudah tahu anda hanya memperkirakan posisi dish tersebut di mau arahkan ke satelit yang mana, contoh ke arah Astro, maka perhatikan arah LNB ke dish tarik lurus dan perkirakan pantulannya dari LNB ke Dish ke Satelit  memiliki sudut 20 derajat, maka sudut yang ke satelit tersebut adalah merupakan arah satelit yang akan kita tracking. Mudah bukan?.
trik agar dish offset tidak tergenang air hujan  : Jika ternyata setelah dipasang dish offset tetap pada posisi menampung air hujan anda tidak usah khawatir, bahwa sebagaimana prnsif dasar dish adalah sebagai pemantul sinyal dari satelit ke LNB maka anda dapat memodifikasi Dish offset anda menjadi layaknya dish grid (jaring/kasa). Caranya adalah sebagai berikut :
buat beberapa lubang kecil yang rapih di sekitar genangan air hujan yang biasanya tergenang. Jangan takut akan kehilangan sinyal, sebab dengan pemberian lubang yang kecil-kecil dan dibuat rapih tidak akan berpengaruh ke pantulan dish, justru yang berpengaruh adalah jika dalam pembuatannya dilakukan dengan asal-asalan atau semberono sehingga mengakibatkan lengungan dish merubah (penyok-penyok). Nah agar menjadi rapih gunakan bor listrik dengan mata bor besi berukuran 3-5 mm lalu lakukan pengeborn disekitar bibir atau bagian yang sering tergenag air hujan.

Selamat mencoba semoga berhasil :)

Ada yang bertanya dalam artikel  Cara menyambung dan menginstalasi Genset menjadi genset otomatis : "Saat PLN mati dan Genset nyala otomatis, maka akan ada proses start up genset menuju tegangan genset = tegangan PLN. yang saya tanyakan apakah saat proses start up tersebut tegangan genset sudah mulai muncul perlahan dari minimum sampai 220 V ? karena jika jawabanya iya maka saya khawatir peralatan elektrinik rumah yang disupply genset pada proses start up menjadi rusak karena under voltage walaupun sesaat".

Pertanyaannya sederhana namun secara teori hal itu benar adanya, pada artikel tersebut memang tidak dibahas lebih lanjut mengenai cara kerja genset dari proses startup hingga saat tegangan mencapai nilai puncaknya yaitu 220VAC. 

Beberapa solusi yang mungkin dapat menyelesaikan kasus instalasi Genset Otomatis tersebut antara lain adalah :

  1. Menggunakan stabilizer 220VAC (Stavol) dengan daya yang disesuaikan dengan beban pemakaian.
  2. Menggunakan timer dan contactor listrik yang dilengkapi dengan relay.

Menggunakan stabilizer atau stavol sangat memungkinkan selain lebih efesien anda juga dapat memilih merk yang sesuai dengan harga yang ditawarkan, mulai dengan harga ratusan ribu rupiah hingga puluhan Juta rupiah. tegangan masukan berkisar 170V AC hingga 250V AC dengan keluaran 220V AC stabil dengan frekuensi 50/60hz..
Gambar Stabilyzer atau Stavol Listrik
Contoh Gambar sebuah Stabilyzer/Stavol merk tertentu dengan Daya 3000Watt

Solusi kedua yaitu menggunakan Timer atau Contactor Listrik, sementara untuk melanjutkan bagaimana merakit / memasang alat dimaksud dipersilahkan menunggu lanjutan artikel ini. Saya mohon maaf saat ini belum ada waktu untuk menjelaskan. Demikian artikel Memasang Timer pada Instalasi Genset Otomatis. Semoga membantu
Yang memiliki kendaraan roda empat atau mobil tentunya mempersiapkan peralatan pembersih seperti vacum cleaner, compressor DC dan lainnya, namun saat dipergunakan untuk membersihkan mobil harus menghidupkan mesin mobil agar aki tidak ngedrop. Tentunya hal tersebut menjadi tidak efesien. Seharusnya  peralatan tersebut dapat juga digunakan menggunakan sumber daya lain yang lebih efesien dan praktis.

Cara mudah untuk mengubah pwnggunaan alatb dari sumber daya listrik dari DC ke AC adalah menggunakan Power Supply. Power Supply ini harus disesuaikan dengan kebutuhan daya peralatan yang digunakan seperti vacum cleaner atau compressor.

Untuk Kebutuhan tersebut anda harus membeli Power Supply dengan daya besar, minimal berkekuatan 10 Ampere, sehingga vacum cleaner atau compressor dapat bekerja dengan baik. Jika anda seorang yang suka membuat untuk sekedar hobi atau untukb menekan besar pengeluaran, tentunya anda dapat merakit sendiri Power Supply tersebut.

Power Supply AC to DC

Sebagaimana judulnya hal tersebut tentunya dapat anda lakukan sendiri dengan desain yang dapat anda buat sendiri pula. Gambar berikut adalah contoh Power Supply yag telah jadi yang dapat anda beli langsung dan dapat digunakan. Tentu saja selain menyiapkan Power Supply Anda juga harus mempersiapkan Adapter (interface) atau konektor khusus untuk menyambungkan konektor Cigarette Lighter (Male to Female connector).

DC Adaptor


Penjelasannya dapat anda baca di artikel Membuat Power Bank Sendiri (lihat contoh gambar paling akhir bagi yang belum mengenal cigarete lighter).Anda bisa menggunakan perangkat Adaptor (Power Supply) konvensional yang dapat anda pasang seperti gambar di atas.

Sangat simple dan mudah dipasang ke semua peralatan yang menggunakan tegangan DC dari accu mobil anda. Menarik bukan, silahkan mencoba.
Ada beberapa hal yang membuat Printer Gagal Sharing, beberapa hal yang sering kita abaikan atau terlupa saat akan melakukan sharing printer. Sharing printer menggunakan Jaringan Wifi contohnya.
Sharing printer dalam satu jaringan kecil menggunakan Wifi tentunya sangat memungkinkan saat ini dimana kita tidak lagi dihadapkan pada gulungan kabel data (LAN) namun cukup hidupkan Printer dan memasangnya pada PC atau Laptop melalui kabel data/usb. Nah dari sini kita sebenarnya sudah mendapatkan satu poin penting bagaimana koneksi menggunakan Printer buat diShare ke Komputer lainnya, yaitu Printer tersebut harus terkoneksi ke PC/Laptop Induk dimana printer ini dipasangi kabel USB atau kabel data. Tanpa itu kita tidak akan dapat mengakses printer dari PC/Laptop lain (client).

Jaringan wifi workgroup

Yang kedua adalah Setting Workgroup Windows,  tanpa memperhatikan Type Operasi pada System Windows yang digunakan oleh masing-masing PC/Laptop Client. Contoh Type Operating System Windows : 64-bit, 32-bit (x64,x86).

Operating system windows

Sering kita terpaku pada setting yang mengharuskan memiliki Workgroup yang sama, itu sebenarnya sudah benar, namun kita selalu melupakan  kompatibiliti sistem operasinya. Nah sekarang kita jadi mengerti beda antara Operating System dengan Type Operating System. Ingat setting ini hanya digunakan pada PC/Laptop Induk.

setting sharing

Setelah mencentang Share the printer kemudian klik Additional Driver.

type operating system Workgroup

Yang Ketiga adalah kita selalu lupa untuk menginstal printer atau driver printer yang sama pada PC/Laptop Client, yang menyebabkan printer tidak bisa disharing.

Cukup sekian dulu, cukup 3 buah tips aja dulu mudah-mudahan bermanfaat.