Fungsi Kabel USB 

Kabel USB umumnya digunakan untuk keperluan transfer data antar interface baik komputer atau jenis gadget lainnya. dimasa kini sangat banyak digunakan untuk gadget android atau jenis smartphone. Selain kabel usb ada juga usb hub berfungsi sebagai terminal kabel charger (cas) buat berbagai gadget yang tentunya melalui PC atau laptop, juga digunakan untuk pengelolaan data pada memory card.
logo usb bersertifikat
USB logo certified versi 2.0
logo usb
Logo umum  USB versi 2.0
usb type 3.0

Usb logo certified v. 3.0
logo usb versi 3.0
Usb Logo 3.0

Fungsi Card Reader 

Card Reader biasanya terdiri female connector  untuk MS PRO Duo, SD/MMC, M2 dan Micro SD namun biasanya juga sudah dilengkapi konektor USB, mempunyai fungsi sama yaitu untuk pengelolaan data setiap jenis kartu memory yang dipasang.

Jenis konektor USB 

Jenis konektor USB terdiri dari beberapa type sesuai bentuk dan fungsinya, jenis konektor usb tersebut umumnya yang kita kenal seperti konektor Usb Type A, Type B, Mini A, Mini B, Micro AB atau Micro B. Namun ada juga type-type terbarunya seperti : Versi usb 3.0 ke atas dan type C
Jenis konektor USB
Jenis konektor USB 2.0 yang umum digunakan
perbedaan jenis dan type usb

Hubungan fungsi antara Kabel USB dan Card reader

Antara card reader dan kabel atau konektor USB sangat erat kaitannya dan saling mengikat fungsinya, konektor USB yang ada pada box atau terminal cardreader berfungsi sebagai penyalur data dari berbagai memory card tersebut, tanpa kabel atau konektor USB card reader tidak akan berfungsi (khusus card reader portable). lihat gambar dibawah ini :
gambar card reader
Card Reader 

Cara mengetahui Pin USB

nah sebenarnya sudah dapat dilihat pada gambar di atas letak pin masing masing usb tersebut namun tidak semua gambar menampilkan penamaan pin usb sehingga perlu tambahan gambar untuk masing-masing type seperti berikut ini saya contohkan untuk usb v.2.0 :
fungsi masing-masing pin usb 2.0
fungsi masing-masing pin usb 2.0

Pengertian Pre-amplifier 

Preampflifier atau biasa disingkat dengan pre-amp perangkat yang dibuat untuk menyimak dan memungut sinyal-sinyal suara yang sangat lemah dari proses magnetis dari perangkat seperti micophone, headmagnetic, pickup electronic maupun peralatan sensor  lainnya (transduser). Yang kemudian dikuatkan dengan level tertentu  dari sebuah rangkaian pre-Amp untuk selanjut dimasukkan ke pengatur  level suara  yaitu tone control.

Level Audio pada Pre-Amp sebelum masuk ke tone control

Level audio dalam proses pre-Amp sangat mempengaruhi kualitas level keluaran, sehingga harus dibuat standard agar kualitas suara pada proses selanjutnya tidak terganggu. Biasanya level penguatan pada rangkaian pre-amp ini berkisar 150mV atau lebih (atau sesuai level umum auxiliary). 
Setiap masukan pre-amp memiliki perbedaan pada pengaturan levelnya Sebagai contoh dalam sistem audio tape compo lama pre-amp alat input dari head magnetik (untuk pita cassette) tidak bisa digunakan sebagai pre-amp mic meskipun sama-sama dinamai pre-amp, begitu pula sebaliknya. Hal ini tidak lain dikarenakan impedansi setiap input pre-amp dibuat khusus sesuai apa yang dipakai untuk menginput dan disesuaikan dengan kepekaan alat input. karena itu setiap pre-amp mempunyai karakteristik tertentu yang mencakup impedansi masukan (Z ) sesuai teori semakin tinggi impedansi masukan dari alat input, semakin peka inputnya.

Letak pre-amp pada sistem instalasi audio

Sebagaimana penjelasan di atas pre-amp bekerja sebagai alat input sinyal lemah dari proses magnetisasi yang kemudian dikuatkan dengan level tertentu dan dikeluarkan dengan level tertentu pula untuk kemudian disampaikan ke pengatur suara (tone control) sehingga dapat digambarkan sebagai berikut :

Diagram Proses Pengolah Audio Amplifier
Gambar Diagram Proses Pengolah Audio Amplifier

Crossover dan fungsinya

Untuk memisahkan antara suara rendah, sedang dan tinggi (woofer, middle, twitter) pada output Amplifier diperlukan alat yang namanya Crossover. Maka dalam dunia sound sistem pembagian tersebut dikenal dengan pembagian range frekuensi suara, Keuntungan lain dari pemasangan crossover adalah masing-masing speaker menjadi lebih aman tanpa ada gangguan resonan antar speaker. Jenis pembagian juga bermacam ada yang sampai 6 chanel contoh penggunaan pada ruang gedung bioskop, pembagian hingga 6 chanel ini bertujuan untuk menghasilkan suara yang real (3 D) jadi penonton dibuat seolah-olah berada dalam film tersebut.

Jenis Crossover

Setelah mengetahui fungsi dari crossover tersebut kita beralih pada jenis crossover yang biasa digunakan:dalam penggunaannya secara umum crossover terdiri dari 2 jenis dan fungsi antara lain :

1. Crossover Pasif 

Rangkaian crossover pasif
Gambar Ranngkaian crosover Pasif
Crossover pasif biasanya sudah terpasang dalam box speaker (jenis speaker yang dibeli langsung), namun kita dapat memasangnya pada box speaker buatan sendiri, crossover pasif sangat banyak dijual di toko-toko elektronika. crossover pasif tidak memerlukan tegangan untuk bisa bekerja dan memfilter suara, cukup hanya menggunakan komponen pasif antara lain L (lilitan) C (Kondensator) dan R (resistor). Crossover jenis ini memiliki kekurangan yaitu kita tidak dapat mengatur outputnya kita hanya dapat memisahkan suaranya dari range speaker lainnya, yang lainnya adalah crossover pasif akan menyerap tenaga amplifiersehingga kerja amplifier tidak maksimal. Karena keterbatasan itulah maka crossover jenis ini dijual dengan harga yang lebih terjangkau.

2. Crossover Aktif 
gambar rangkaian crossover aktif
Gambar Rangkaian Crossover Aktif

Sesuai dengan namanya crossover jenis ini dalam pemakaiannya menggunakan tegangan supply, sehingga kita dapat mengatur keaslian output suara ke speaker. Dengan menggunakan tegangan supply dari luar maka crossover jenis ini dapat berdiri sendiri tentunya kita harus menyediakan supply tegangan khusus yang tidak digabung dalam supply amplifier sehingga benar-benar akan aman dari interferensi yang dihasilkan oleh sistem amplifier. Crossover jenis ini sangat cocok untuk pemakaian diluar gedung. Sedangkan untuk ruang kecil didalam gedung (rumah dsb) cukup menggunakan crossover pasif. Keebihan lain dari crossover jenis ini adalah efesiensi daya dan kualitas pembagian channel yang akurat, namun jika menggunakan banyak channel tentunya pembuatannya akan semakin rumit dan memerlukan banyak biaya, oleh karena itulah maka harganyapun juga menjadi mahal.

Range frekuensi suara dalam pembagian sesuai range frekuensi sound system, umumnya dikenal 3 range frekuensi dalam penggunaannya sebagai berikut :

  1. range frekuensi untuk speaker Twitter (antara 3 KHz - 20 KHz)
  2. range frekuensi untuk Speaker Middle (antara 700 Hz - 3KHz)
  3. range frekuensi untuk Speaker woofer (antara 20 Hz - 700 Hz)
Baca Juga : Menghilangkan hentakan speaker saat dihidupkan

    Memilih Cas aki (accu charger)

    Memilih cas aki gampang gampang susah, gampangnya adalah cas aki sangat banyak dijual di toko-toko tinggal kita beli, namun susahnya adalah memilih cas aki yang sesuai kebutuhan kita. contoh sederhananya adalah apakah yang ingin kita cas ini jenis aki besar (mobil, dll) atau aki kecil  (aki motor, dsb), sebagai pembeli maunya bisa digunakan untuk segala jenis aki (accu), baik aki besar maupun aki kecil.

    Cas yang cepat mengisi Aki

    Siapa yang tidak mau berlama-lama akinya dicas, padahal aki tersebut akan segera dapat digunakan kembali, paling tidak dalam 1 malam aki tersebut harus terisi penuh sehingga besok harinya tinggal di pasang kembali pada alat atau kendaraan bermotor. Nah yang ingin memiliki cas aki yang dapat memenuhi kebutuhan seperti ini tentunya harus memilih cas aki yang bagus dengan kemampuan cas yang cepat namun tentunya dengan harga yang tinggi.
    Berikut rekomendasi atau saran dalam memilih atau membuat cas aki dengan kemampuan cas yang cepat : 
    Cas Aki berkualitas
    Cas Aki Sederhana
    1. Cepat mengisi namun tidak merusak aki
    2. Tidak merusak Komponen dalam alat Cas
    3. Tidak perlu banyak komponen dalam Cas 
    4. Berkemampuan atau berdaya tinggi. 
    Jenis cas aki yang disukai :
    Empat poin di atas merupakan keinginan kita semua dalam memilih atau membuat sebuah cas aki, namun ada jenis cas aki yang sangat disukai pembeli atau pemakai yaitu cas aki yang dapat memutus sendiri arus masuk saat aki sudah penuh, hal ini tentunya akan membantu kita supaya dan tidak khawatir akan kelebihan cas. Jenis cas ini juga banyak dijual di toko-toko elektronik, jadi tinggal kita pilih sesuai yang diinginkan.

    Cas Aki Otomatis / mati sendiri jika penuh :

    Untuk membeli cas ini kita hanya tinggal tanyakan ke sipenjual jenis cas yang kita inginkan, namun untuk dapat membuat sendiri tentunya kita cukup menambahkan komponen switch off auto, kita bisa menggunakan komponen relai atau jenis komponen pemutus lainnya.

    Cara membuat cas aki sesuai kebutuhan :

    Jika kita ingin membuat cas aki yang sesuai dengan kebutuhan kita, kita harus memperhatikan 4 faktor dalam memilih komponen sebagai berikut :
    1. Trafo dengan Ampere yang murni
    2. Trafo dengan kualitas lilitan yang bagus
    3. Dioda yang sesuai kebutuhan kuat arus
    4. Menyesuaikan kabel cas untuk jepitan aki
    5. Menghitung Besaran pemakaian arus Cas dan Aki.
    Sebuah transformator (Trafo) dengan ampere besar yang biasa dijual di toko toko memiliki voltase keluaran sekunder yang sangat besar pula contoh 32V, padahal yang kita butuhkan hanya 12V atau 24V saja, sulit sekali menemukan trafo 5A dengan voltase sekunder 12V saja, sehingga mau tidak mau kita harus memesan khusus atau mencari kemana-mana. Perlu kita ketahui semakin tinggi voltase nya semakin banyak kawat email yang dibutuhkan dalam trafo sehingga merupakan pemborosan. Begitu juga jika dalam cas aki menggunakan IC 78xx, lebih baik dibuang atau tidak dipasang saja, sebab tidak akan berpengaruh terhadap performa sebuah cas jika kita ingin sebuah Cas yang cepat mengisi aki.

    Begitu pula dalam memasang sebuah diode penyearah atau diode rectifier (cas) kadang kita menggunakan dioda dengan ukuran Ampere yang sama dengan Trafo, contoh Diode 20 A untuk Trafo 20A, hal ini akan cepat merusak Trafo atau diodenya sendiri. Oleh karena itu gunakan diode dengan ukuran lebih besar dari ukuran trafo itu sendiri. Nah satu lagi bro, untuk kapasitor sebaiknya jangan digunakan dalam rangkaian cas aki kita, karena menurut cara kerja cas atau sifat pengecasan bahwa kapasitor dapat menghambat kinerja pengisian dari sebuah cas aki, Demikian.

    Perbedaan penerimaan TV Digital dengan TV analog 

    Sebelum dijelaskan mengenai Antena TV Digital perlu kita ketahui bahwa terdapat perbedaan mendasar dalam hal penerimaan antara TV analog dan TV Digital. Dalam TV analog yang membedakan kualitas penerimaan setiap kanal adalah jika pemancar berjarak dekat dengan rumah anda (on the spot) maka penerimaan akan jernih namun jika jarak pemancar dengan rumah anda jauh atau diluar jangkauan (out of spot) biasanya masih bisa diterima hanya saja kualitas gambarnya akan menurun seperti bersemut dan sebagainya. Lain halnya penerimaan TV Digital  kuat penerimaan akan berpengaruh pada jumlah kanal siaran yang diterima hal tersebut hampir menyerupai  penerimaan menggunakan antena parabola satelit

    Dapat diterima oleh semua jenis TV 

    Siaran tv digital dapat diterima di televisi analog berjenis LCD, LED, Plasma bahkan TV Tabung dengan yang tentunya untuk dapat ditonton harus menggunakan perangkat Receiver Digital bernama Set Top Box (STB) atau  Receiver DVB-T2. Fasilitas Output pada receiver sekarang ini sudah mendukung RCA, HDMI, CVBS maupun YPbP dengan Resolusi Video sudah Full HD Full HD 1080p, 1080i, 720p, 576p, Modulation : QPSK, 16QAM, 256QAM sehingga kita dapat menikmati siaran dengan kualitas gambar yang sangat jernih.

    Jenis antena TV Digital  :

    Antena TV digital menggunakan antena VHF-UHF, jika ingin kuat penerimaannya disarankan menggunakan booster tambahan, antena seperti Antena Arahan (semi Yagi) panjang sirip sedang, yang memiliki driven dan reflektor sebagai pengarah. Umumnya antena bekas tv analog bisa digunakan, yang terpenting adalah frekuensi TV digital dapat ditangkap dan disalurkan ke receiver TV Digital.

    Antena TV Digital
    Contoh Antena TV Digital dari Antena Analog 

    Frekuensi penerimaan pada antena tv digital

    Untuk dapat menerima TV Digital kita harus menggunakan antena VHF-UHF, sebenarnya jika dilihat dari frekuensi yang terpancar dari pemancar TV Digital maka kita dapat memanfaatkan antena TV analog yang masih terpasang di luar rumah contoh adalah Antena TV yang menggunakan remote pengarah yang didalamnya sudah dilengkapi dengan boster antena jenis inipun sudah mendukung frekuensi VHF dan UHF. Atau mungkin saja kita dapat bereksperimen untuk membuat antena TV  Digital dengan karya sendiri, sebagaimana yang banyak dibahas dalam artikel blog ini (tak ada yang tak mungkin). Sesuai range frekuensi pemancar Siaran TV Digital  maka untuk Antena TV Digital juga menyesuaikan frekuensi yang dapat diterima. Range Frekuensi untuk Antena TV digital biasanya dalam range (rentang) VHF (Very High Frequency)  dan UHF (Ultra High Frequency). Range  channel VHF yaitu: channel 2 hingga channel 13. dengan batasan bahwa untuk  channel (kanal) 2 sampai kanal 6 adalah range  frekuensi Low Band VHF dan kanal 7 sampai dengan channel 13 disebut High Band VHF. Sedangkan untuk UHF pada kanal 14 sampai channel 69 yang tentunya masuk dalam range frekuensi 48-862 Mhz (VL-H VHF sampai UHF).
    Jadi meskipun Sistem penyiaran digital di Indonesia mengadopsi sistem penyiaran video digital standar internasional (DVB) dan dikompresi memakai MPEG-2 yang dipancarkan terestrial (DVB-T) pada kanal UHF (sebagai awal percobaan) namun untuk penerimaan tidak harus menggunakan Antena TV Digital secara khusus.
    Tv Digital merupakan penyempurnaan kualitas layanan siaran televisi terutama untuk kualitas gambar dan suara. Saat ini jenis siaran untuk tv sudah bervariasi sebut saja ada layanan tv internet (net TV) atau tv online dan sebagainya namun masih kalah dengan kualitas instan yang tersedia pada siaran tv digital yang hanya memerlukan sebuah receiver dvb beserta peralatan antena pendukungnya yang  mampu menghasilkan kualitas yang sangat baik tentunya dengan harga yang murah untuk pemakaian lama (free to air)Umumnya siaran TV (baca: televisi) di Indonesia sekarang masih menggunakan TV analog, seiring perkembangan di masa akan datang kita akan mulai disuguhi siaran dengan kualitas tv digital. Sejak tahun 2009 pemerintah RI telah menyebarkan isu mengenai peralihan teknologi televisi digital (multipleksing). Dari sudut pandang teknologi hal tersebut merupakan kemajuan karena Indonesia akan menerapkan sebuah teknologi yang telah dipakai oleh negara-negara maju serta produsen besar televisi seluruh dunia sudah mulai mengurangi jumlah produksi televisi dengan system teknologi analog. Namun dari segi teknologi televisi yang dipakai oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, masih menggunakan teknologi analog dan jika ingin merubah menjadi televisi digital maka dibutuhkan sebuah alat penerima dengan nama Set Top Box.
    Pemasangan alat penerima Siaran TV Digital
    Pemasangan alat penerima Siaran TV Digital

    TV Digital Terestrial

    Apa itu Tv digital terestrial ? tidak ubahnya penyebutan kata “sistem telekomunikasi terestrial” atau “siaran televisi Analog terestrial”, yang dimaksudkan dengan terestrial disini adalah Terestrial = penggunaan frekuensi radio dipermukaan bumi, jadi bukan yang digunakan untuk keluar bumi seperti contoh keluar angkasa dan sebagainya. Jadi penggunaan kata terestrial sendiri secara umum jarang disebutkan dalam sistem telekomunikasi kita. Beda dengan komunitas mencari sinyal siaran satelit menggunakan parabola atau tv berbayar via satelit yang saat ini sangat banyak peminatnya. 

    Migrasi TV Analog ke TV Digital

    Mengapa kita harus beralih ke system TV digital, ini tidak lain karena factor kualitas. Penyiaran tv analog tidak menghasilkan gambar dan suara yang memadai di pesawat tv. Siaran TV digital membantu kualitas penerimaan sinyal gambar dan suara siaran televisi agar sesuai dengan sinyal asalnya, dan yang menguntungkan adalah kita tidak perlu mengganti pesawat televisi kita untuk menikmati siaran tv digital tersebut kita hanya perlu alat yang bernama Set top Box. Alat ini dibutuhkan untuk mengkonversi sinyal digital menjadi gambar dan suara untuk dapat ditampilkan di tv, termasuk juga pada penggunaan antena tv digital maka kita seharusnya masih bisa menggunakan antena lama yang digunakan untuk tv analog.

    International Telecommunication Union (ITU) telah menetapkan tanggal 17 Juni 2015 merupakan batas waktu untuk migrasi penyiaran analog ke digital. Pada saatnya nanti ketika dunia bersama-sama beralih dari analog ke digital maka teknologi analog akan menjadi usang serta mahal pengoperasiannya dan secara otomatis tidak ada proteksi internasional pada penggunaannya. Digitalisasi berdampak pada efesiensi pita frekuensi radio sebagai sumber daya terbatas.

    Pemerintah merencanakan periode simulcast, yaitu periode transisi dimana siaran analog dan siaran digital akan disiarkan bersamaan. Mengingat luasnya wilayah Indonesia maka waktu mulai dan berakhirnya akan berbeda-beda disetiap lokasinya. Secara keseluruhan periode ini akan dimulai tahun 2012 dan berakhir pada tahun 2018, maka mulai tahun 2018 semua siaran analog akan dimatikan (swith off). Untuk tahapannya di tahun 2012 diawali di Jawa dan Kepulauan Riau. Proses bertahap ini sangat penting untuk menyeimbangkan peredaran set top box dan besarnya investasi lembaga penyiaran. Pertimbangan Kepulauan Riau di dahulukan karena dalam beberapa tahun terakhir penggunaan frekuensi radio di lokasi ini menyebabkan gangguan (interferensi) dan perselisihan dengan Malaysia dan Singapura maka dengan migrasi ke Digital akan menyelesaikan perselisihan ini.
    Transformator (Trafo) Step Down dirancang untuk mengurangi tegangan listrik. Tegangan Primer adalah lebih besar dari tegangan sekunder.  Misalnya untuk menggunakan peralatan  110V di negara dengan pasokan listrik 220v.
    trafo step down
    simbol trafo step down

    Tranformator Step Down mengubah tegangan listrik dari satu tingkat atau konfigurasi fasenya biasanya turun ke tingkat yang lebih rendah. Aplikasi  untuk isolasi listrik, distribusi tenaga listrik, dan kontrol dan instrumentasi aplikasi. Transformator (Trafo) Step Down biasanya bergantung pada prinsip induksi magnetik antara kumparan untuk mengkonversi tegangan dan / atau level arus.
    Transformator (Trafo) Step Down dibuat dari dua atau lebih kumparan kawat terisolasi di sekitar inti besi. Ketika tegangan masuk dan diberikan ke satu kumparan (sering disebut primer atau input) memagnetizes inti besi, yang menginduksi tegangan dalam kumparan lain (yaitu sekunder atau output). Ternyata rasio dari dua set gulungan menentukan jumlah transformasi tegangan.


    Contoh: 100 primer ON dan 50 pada sekunder, rasio 2-1.
    Transformator (Trafo) Step Down dapat dianggap tidak lebih dari perangkat "rasio tegangan".
    Dengan langkah transformasi menurunkan rasio tegangan antara primer dan sekunder akan mencerminkan "membelokan rasio" (kecuali untuk satu fase yang lebih kecil dari 1 kva yang telah dikompensasi bagian sekunder). Sebuah contoh aplikasi praktis rasio 2-1 dimana rasio akan men-step 480v-240v tegangan turun. Perhatikan bahwa jika input tegangan sebesar 440 volt maka output akan 220 volt, Sedangkan rasio antara input dan tegangan output akan tetap konstan.

    Perlu diketahui bahwa ransformers tidak boleh dioperasikan pada tegangan yang lebih tinggi dari nilai yang tertera pada transormator tersebut, namun hanya bisa dioperasikan pada tegangan mendekati atau lebih rendah dari dinilai tersebut. Sehubungan dengan kemungkinan akan digunakan untuk penggunaan peralatan Non Standard pada  transformer standard.
    Transformator (Trafo) Step Down Fase tunggal 1 kva atau lebih besar dapat dibalik ke step-down atau step-up. (Catatan: step fase tunggal atau Transformator (Trafo) Step Down nya harus berukuran kurang dari 1 KVA tetapi tidak untuk sebaliknya karena gulungan sekunder saat reverse memerlukan tegangan tambahan untuk mengatasi penurunan tegangan saat beban diterapkan Jika digunakan sebaliknya, karena tegangan output akan berkurang dari yang diinginkan.

    Transformator Step Down non standard :

    PRINSIP KERJA TRAFO :

    Pada artikel sebelumnya belum sempat saya bahas tentang Prinsipkerja trafo secara lengkap, kali ini saya ingin menambahkan prinsip kerja dari transformator.
    Di dalam parkteknya, dikenal 3 sistem pendeteksian dan pengendalian transmormasi, yaitu :
    1. GGL Induksi Primer (e)
    2. GGL Induksi Sekunder (es)
    3. Rasio perbandingan lilitan (primer dan sekunder) (a)

    1.    GGL Induksi Primer :

    Sebagai contoh kumpatan primer kita hubungkan dengan sumber tegangan arus bolak balik (AC), maka arus I1 akan mengalir pada kumparan primer, dan menimbulkan flux magnet yang berubah- ubah sesuai frekuensi arus I1 pada kernel trafo, dan menimbulkan GGL induksi e pada kumparan primer.
    Cara menghitung besar GGL induksi primer “e” adalah :
    e = N.d / dt volt
    dengan : e = GGL Induksi primer
    N = Jumlah lilitan primer
    d = Jumlah GGM, dalam weber
    dt = Perubahan waktu, dalam detik

    2. GGL Induksi Sekunder :

    Perubahan flux magnetik yang menginduksi GGL “ep” adalah flux bersama (mutual flux), sehingga GGL induksi muncul pada kumparen sekunder sebagai es yang besarnya adalah :
    es = Ns (d / dt) volt dengan Ns = jumlah lilitan kumparan sekunder dari (1) dan (2),

    3. Rasio perbandingan lilitan (primer dan sekunder) :

    Perbandingan lilitan dapat didapat dari perbandingan lilitan sebagai berikut :
    a = ep / es = Np / Ns 
    dengan a = rasio perbandingan lilitan (turn ratio) transformator
    Transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer disebut Transformator step-up, yang fungsinya sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa kita temukan di pembangkit tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator menjadi tegangan tinggi dan umumnya digunakan untuk transmisi jarak jauh.
    Generator listrik sendiri  merupakan alat pembangkit listrik untuk memproduksi energi listrik yang bersumber dan dihasilkan dari energi mekanik. Generator erat hubungannya dengan Motor bahkan punya banyak kesamaan, perbedaannya adalah motor merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Fungsi dari generator sendiri adalah untuk mendorong muatan listrik supaya dapat bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, jangan salah tentang pengertian generator, generator tidak menciptakan listrik yang tercipta di dalam kabel lilitannya namun sekali lagi hanya berfungsi sebagai pendorong muatan listrik. Contoh sederhana dan akurat dapat dianalogikan pada pompa air,  bahwa pompa air itu sendiri tidak menciptakan air namun hanya sebagai alat pendorong agar air dapat mengalir, sehingga dapat disimpulkan Generator bekerja dan bersumber dari energi mekanik berupa pemanfaatan energi alami maupun dari mesin pembakaran dalam yang dikonversi menjadi energi mekanik.

    Transformator Step-Up Symbol :


    Gambar Transformator Step up (distribusi jarak jauh) :



    aplikasi penggunaan  : 


    Jenis Trafo Step Up (personal) :

    Trafo personal (arus kecil)

    Kerja Transformator erat kaitannya dengan hukum Faraday mengenai induksi dan hukum Lorenz. Kerja trafo memiliki prinsip apabila terdapat arus bolak-balik dan mengelilingi inti besi (besi kern), maka di sekitar inti besi akan terbentuk sejumlah medan magnetik maka akan menimbulkan GGL (gaya gerak listrik) atau disebut induksi dan induksi ini dimanfaatkan untuk menginduksi lilitan lainnya yaitu induksi sekunder dan dapat dimanfaatkan sebagai output dengan tegangan tertentu. 
    reality pic Transformator wire
    Pada dasarnya ada 3 komponen utama dalam membuat tranformator yaitu lilitan kawat email bagian primer yang berfungsi sebagai input, kemudian lilitan berbentuk kumparan sekunder yang berfungsi sebagai bagian output, lalu inti besi yang berfungsi sebagai penguat dan media induksi membentuk medan magnet. Pada trafo standar terdapat kisi kisi (lapisan) besi persegi panjang, yang pada kedua sisi panjang besi ini dililit kawat email berbentuk kumparan untuk membuat induksi kemudian membagi induksi tersebut ke sisi kumparan lainnya dalam satu trafo.
    Penginduksian dalam sebuah Tranformator
    Itulah sedikit mengenai fungsi dan cara kerja Transformator (trafo) meskipun sebenarnya masih banyak cabang ilmu dan pemanfaatan dari transformator ini, yang tidak terbatas hanya sebagai penurun maupun penaik tegangan, karena penginduksian dari transformator ternyata dimanfaatkan secara lebih luas dalam dunia elektronika. Nah mungkin bahasan mengenai transformator nantinya akan saya perbanyak sehingga kita dapat mengetahui secara lebih luas dan lengkap.